Mataram, PDNTB.id – Gus Sulhan, figur muda dari Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat, mengingatkan kelompok pendukung calon presiden dan calon wakil presiden untuk memperhitungkan aspirasi pemilih muda.

“Keterlibatan generasi milenial dan Gen-Z dalam tim kampanye tentu saja menjadi suatu hal yang esensial untuk diperhatikan,” ujar Gus Sulhan, di Mataram, Senin (13/11).

Pemimpin Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny, Kediri, Lombok Barat, tersebut menyatakan bahwa lebih dari separuh pemilih di NTB merupakan generasi milenial dan Gen-Z.

Gus Sulhan

“Berdasarkan data KPU (Komisi Pemilihan Umum), pemilih milenial dan Gen-Z di NTB untuk Pemilu 2024 mencapai 2,1 juta dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 3,9 juta pemilih,” jelasnya.

“Jangan sampai kehadiran mereka (pemilih milenial dan Gen-Z) hanya dianggap sebagai lumbung suara, bukan sebagai kelompok dengan aspirasi mereka sendiri yang seharusnya diperhatikan,” tutur Gus Sulhan.

Baca Juga:
IJU Siap Pimpin Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran di NTB

Klasifikasi usia milenial dan Gen-Z sudah lama menjadi pembicaraan umum. Mereka yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996 (kini berusia 27-42 tahun) termasuk dalam generasi milenial. Sementara mereka yang lahir setelah tahun 1996 masuk ke dalam kategori Gen-Z.

“Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden harus menjadi perhatian serius karena akan sangat memengaruhi arah bangsa ini selama lima tahun ke depan,” kata Gus Sulhan.

Keterwakilan Pemuda dalam Politik

Gus Sulhan memberikan apresiasi terhadap banyak pemuda di NTB yang memilih terlibat dalam dunia politik, bahkan sampai menjadi ketua partai politik. Salah satu contohnya adalah Indra Jaya Usman atau lebih dikenal sebagai IJU.

“IJU adalah contoh yang sangat konkret dari keterwakilan generasi muda di NTB saat ini. Di usianya yang 42 tahun, ia sudah memimpin partai dengan 47 kursi di dewan,” ucap Gus Sulhan.

Baca Juga:
Demokrat Tak Ingin Komentari Isu Perombakan Kabinet Jokowi

Baginya, hal ini memberikan inspirasi bagi pemuda di wilayah tersebut untuk mengikuti jejaknya. Di sisi lain, keberadaan IJU di ranah politik menjadi suatu harapan baru bagi generasi muda yang sebelumnya merasa aspirasinya tidak terwakili.

“Mari kita sementara abaikan tentang warna politiknya. Yang perlu kita lihat adalah bagaimana aspirasi generasi muda diwakili oleh perwakilan mereka di dewan,” kata Gus Sulhan.

Dia menegaskan bahwa kehadiran IJU memberikan nuansa baru dalam komposisi politik di daerah, sekaligus membuka peluang bagi generasi muda yang merasa aspirasinya selama ini tidak terwakili.

“Generasi milenial dan Gen-Z sangat memperhatikan isu-isu seperti kesehatan mental, lingkungan hidup, ruang kreativitas, keadilan sosial, dan perlindungan hak. Tidak banyak politisi yang mampu menjadi corong untuk pandangan seperti itu,” ungkap Gus Sulhan.

Menurut Gus Sulhan, IJU mampu menghimpun elemen-elemen muda di NTB dengan cara yang disukai oleh generasi muda. IJU banyak berinteraksi dengan kelompok mahasiswa, dosen, dan secara aktif melibatkan kelompok pengguna media sosial untuk bersama-sama mengadvokasi perubahan.

Baca Juga:
Silaturahmi dengan Guru, Cara IJU Merawat Akar Pendidikan

“Kita tahu, IJU tidak cuma diterima di Lombok sebagai putra daerah, tetapi juga berhasil menggalang kelompok-kelompok muda di Pulau Sumbawa,” ungkap Gus Sulhan.

Komposisi Pemenangan Pilpres

Mengacu pada survei terbaru LSI dan SMRC, tidak terlihat adanya preferensi usia atau generasi dalam tingkat kesukaan (likeability) terhadap figur tertentu. Survei yang dilakukan pada awal Oktober 2023 oleh kedua lembaga tersebut menunjukkan generasi milenial dan Gen-Z lebih menyukai Mahfud MD (66 tahun) daripada Gibran Rakabuming Raka (36 tahun).

Gus Sulhan menyatakan bahwa selama ini ada pemahaman yang keliru terkait dengan keterwakilan generasi muda dalam politik. Banyak yang beranggapan bahwa keterwakilan tersebut hanya sebatas menghadirkan sosok muda,  alih-alih mewakili aspirasi generasi tersebut.

“Ini merupakan tantangan bagi pasangan Prabowo-Gibran untuk membuktikan komitmen mereka dalam mewakili aspirasi generasi muda. Nanti kita bisa melihatnya dari struktur tim kampanye yang disusun di tingkat daerah,” ujarnya.

Di NTB, partai-partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo-Gibran, akan menyusun Tim Kampanye Daerah (TKD). Beberapa nama ketua partai politik pendukung diyakini tengah bersaing untuk menjadi Ketua TKD.

Baca Juga:
AHY Ungkap Dukungan Publik Usai Demokrat Deklarasikan Prabowo Subianto

Namun, Gus Sulhan mengingatkan Partai Gerindra agar tidak memaksakan diri mendorong kader mereka menjadi Ketua TKD. Sebaliknya, mereka disarankan untuk membentuk kelompok tersendiri di luar TKD untuk memperluas dukungan bagi Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra.

“Pertanyaannya adalah, apakah Gerindra bersedia melepaskan posisi Ketua TKD kepada orang lain, meskipun orang tersebut lebih kuat figurnya, lebih muda, dan lebih mewakili aspirasi masyarakat di Pulau Lombok dan Sumbawa?”

Sementara itu, IJU sebelumnya telah menyatakan kesiapannya untuk memimpin TKD Prabowo-Gibran di NTB dalam sebuah wawancara media. Langkah ini diambil untuk menegaskan komitmen Demokrat, partai IJU, dalam upaya memenangkan Prabowo.

“Jika teman-teman dari KIM mempercayakan hal ini kepada saya, tentu saja saya siap. Saya ingin menunjukkan bahwa Demokrat sepenuhnya berkomitmen untuk memenangkan Prabowo di NTB,” tegas IJU.[]

Bagikan artikel ini:

PDNTB.id © 2024. All Rights Reserved.